Ditengah meriah Pesta HJB Kabupaten Bogor. ” Seorang Ibu Mengais Sisa Makanan di Bak Sampah Lapangan Gedung Tegar Beriman.

Gegap gempita di atas rius pesta ada seorang ibu paruh bayah yang sedang mengais sisa – sisa makanan bekas dari bak sampah lapangan Tegar Beriman.

Kondisi ini sangat kontras dengan visi dan misi Kabupaten Istimewah.

Dimana pada momen tersebut merupakan hari kebahagian bagi masyarakat Kabupaten Bogor yang larut dalam yuporia kegembiraan pada acara HJB Kabupaten Bogor ke 543 Tahun.

Apakah hal ini menjadi kisi – kisi potret kemiskinan yang ada di wilayah Kabupaten Bogor.

Kepada media seorang ibu mengatakan bahwa hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan dirinya, sebab dengan makanan sisa dari para tamu undangan di acara HJB Kabupaten Bogor, telah ia peroleh untuk diberikan kepada anak – anaknya bahkan juga ia akan memberikan juga kepada kerabatnya yang senasib dengan dirinya.

Meski hanya sisa – sisa makanan bekas dirinya bersukur mendapatkannya, ada hal yang patut kita renungkan sebagai mahluk yang nama manusia, meski dirinya masih tergolong kaum susah, namun rasa talikasih yang ia berikan kepada sesama manusia meski dirinya juga termasuk orang yang susah, masih sempat berbagai kepada sesama senasib dengan dirinya.

Ada senyum ketulusan yang tersirat diwajah tuanya bahwa hidup harus dijalani bukan untuk disesali, meski dirinya susah ia tidak mau menjadikan dirinya bahan pengibahan bagi orang – orang disekitarnya.

Ia mengatakan meski dalam kondisi susah dalam menjalani hidup dirinya bersemangat menjalani nya dengan menempatkan dirinya sebagai pemulung plastik gelas dan botol minuman, ia merupakan sosok seorang ibu yang tegar berusaha mempertahankan hidupnya dari bak sampah yang satu ke bak sampah lainnya.

Akankah potret kesenjangan sosial dinegeri ini akan segera hilang, tergantung bagaimana kita sebagai manusia mau dan ingin berbagi kepada sesama kepada saudara – saudara kita yang bernasib kurang beruntung menjalani kehidupan.

Tanggung jawab sosial bukan saja ada di pundak pemerintah saja, namun menjadi tanggung jawab kita bersama dalam menentaskan krisis sosial berkehidupan, namun hal ini juga merupakan tanggung jawab negera untuk melindungi rakyatnya dari bahaya kelaparan makan, sandang dan pangan.

Hal ini semoga menjadi renungan sosial bagi kita bersama bahwa hidup itu memerlukan cinta kasih kepada sesama.

Orang miskin, anak-anak terlantar, janda tua dan para manula yang tergolong manusia dalam krisis ekonomi adalah menjadi tanggung jawab negara sesuai dengan amanat yang tertuang di dalam UUD 1945pasak 34 ayat 1.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *