MEGAMENDUNG – Hujan deras yang mengguyur kawasan Puncak sejak Jumat malam (4/7) mengakibatkan bencana banjir dan longsor di Kampung Rawa Sedek, RT 01 RW 04, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Peristiwa tersebut menyebabkan satu orang santri tertimbun longsor dan belum berhasil dievakuasi hingga Sabtu sore (5/7).
Banjir datang secara tiba-tiba sekitar pukul 20.00 WIB dengan ketinggian air mencapai 80 sentimeter, merendam puluhan rumah dan merusak belasan kendaraan milik warga. Material longsor dari perbukitan di belakang permukiman warga menerjang area pondok pesantren yang berada di lokasi tersebut.
Korban diketahui merupakan seorang santri yang tengah berupaya menyelamatkan diri saat longsor terjadi. Menurut Bapak Endang, Ketua RT 01/04, korban tertimbun di belakang bangunan dan belum berhasil dievakuasi.
“Korban masih tertimbun tanah. Waktu itu dia berusaha keluar, tapi tanah langsung turun dan menimpa,” ungkap Pak Endang kepada wartawan.
Warga setempat bersama relawan dan aparat desa masih melakukan evakuasi secara swadaya karena belum ada bantuan langsung dari pemerintah daerah maupun BPBD Kabupaten Bogor.
Ibu Lilis, salah satu warga terdampak, menceritakan cepatnya banjir melanda rumahnya:
“Air datang begitu cepat. Banyak motor dan mobil tidak sempat dipindahkan. Rumah saya sekarang penuh lumpur.”
Sejumlah warga menduga bencana diperparah oleh maraknya pembangunan villa liar di lereng-lereng kawasan Megamendung yang merusak daerah resapan air.
“Setiap tahun villa makin banyak. Dibangun di lereng curam tanpa izin. Air dari atas langsung turun ke kampung,” kata salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Data Sementara Dampak Bencana:
1 orang meninggal dunia (belum dievakuasi, tertimbun longsor)
Puluhan rumah warga terendam
Belasan kendaraan rusak
Longsor menutup akses jalan lingkungan
Warga Kampung Rawa Sedek mendesak pemerintah turun tangan secara serius, tak hanya dalam bentuk bantuan darurat, tetapi juga melakukan tindakan tegas terhadap pembangunan ilegal yang mengancam keselamatan warga dan keseimbangan lingkungan.( Red/Penuliis Joe Salim )